Senin, 16 November 2009

Kursus Kader Pimpinan Resimen Mahasiswa Indonesia 2009

Pertahanan keamanan negara merupakan upaya untuk mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan negara, keutuhan bangsa dan wilayah, terpeliharanya keamanan nasional dan tercapainya tujuan nasional. Pertahanan keamanan negara merupakan upaya nasional terpadu yang melibatkan seluruh potensi dan kekuatan nasional. Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab, kerelaan berjuang dan berkorban dalam pengabdian kepada bangsa dan negara. Oleh karena itu pengertian bela negara tidak hanya dalam bentuk "memanggul senjata" akan tetapi juga dalam bentuk kegiatan di dalam semua profesi dan bidang atau sektor kehidupan bangsa. Pertahanan keamanan negara merupakan upaya untuk mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan negara, keutuhan bangsa dan wilayah, terpeliharanya keamanan nasional dan tercapainya tujuan nasional. Pertahanan keamanan negara merupakan upaya nasional terpadu yang melibatkan seluruh potensi dan kekuatan nasional. Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab, kerelaan berjuang dan berkorban dalam pengabdian kepada bangsa dan negara. Oleh karena itu pengertian bela negara tidak hanya dalam bentuk "memanggul senjata" akan tetapi juga dalam bentuk kegiatan di dalam semua profesi dan bidang atau sektor kehidupan bangsa

Pelaksanaan Kursus Kader Pimpinan Resimen Mahasiswa (Suskapin Menwa) bukanlah bertujuan dalam upaya memperkuat kekuatan TNI dengan merekrut anggota Menwa menjadi Prajurit TNI, akan tetapi untuk membentuk Kader-kader Pimpinan Menwa di seluruh Perguruan Tinggi di Indonesia, sebagai kader bangsa yang memiliki semangat kejuangan dan semangat pengabdian yang tinggi untuk kepentingan nusa dan bangsa. Secara khusus, hasil atau lulusan Kursus ini diharapkan mampu untuk menjabat sebagai pejabat staf Skomenwa maupun pejabat Satmenwa di lingkungan Perguruan Tinggi masing-masing.

Anggota Menwa selama masih duduk di Perguruan Tinggi senantiasa melaksanakan dua fungsi. Sebagai mahasiswa di Perguruan Tinggi, sasaran hasil didiknya adalah menjadikan masyarakat yang memiliki kemampuan akademik di bidangnya atau profesional, serta memiliki kemampuan kepemimpinan yang tanggap terhadap kebutuhan pembangunan serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, berjiwa penuh pengabdian dan memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap masa depan bangsa dan negara.

Sedangkan sebagai anggota Menwa pada hakekatnya merupakan perwujudan dari semangat dan tradisi keprajuritan di kalangan mahasiswa, sebagaimana telah terukir dalam sejarah peran serta pelajar dan mahasiswa semenjak perang kemerdekaan sesuai dengan tujuan pembentukannya. Menwa merupakan kader-kader bela negara di lingkungan kampus dan setelah selesai dari pendidikan kelak sekaligus juga diharapkan akan menjadi kader bela negara di tengah-tengah masyarakat luas, dimana mereka bertugas, bekerja dan mengabdi seperti selama ini telah berlangsung. Anggota Menwa adalah merupakan komando, penyebar luas sekaligus panutan yang patut diteladani dalam sikap dan perilakunya di bidang bela negara. Keberadaan anggota Menwa tidaklah berbeda dengan mahasiswa-mahasiswa lainnya dan dengan sendirinya juga bukan merupakan sesuatu yang khusus. Apalagi disalahtafsirkan sebagai agen-agen pemerintah, bahkan dianggap sebagai agen-agen aparat keamanan di lingkungan kampus, sebagaimana yang masih sering dikesankan orang selama ini. Hal ini hendaknya kita pahami bersama bahwa upaya dan tugas membela negara, upaya menjada keselamatan dan keutuhan bangsa dan negara ini, bukanlah semata-mata tugas Pemerintah dan TNI atau tugas anggota Menwa semata-mata, melainkan merupakan tugas dari seluruh bangsa dan rakyat Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 30 UUD 1945.

Bangsa kita saat ini sedang menapaki dan melanjutkan pembangunan di segala segi sektor. Kita belum bisa memastikan resiko atau gangguang yang akan dihadapi. Tetapi satu hal yang sudah pasti ialah adanya derajat ketidakpastian dan semakin tingginya kompleksitas permasalahan. Menghadapi hal tersebut, yang kita perlukan adalah tidak hanya merapatkan barisan di antara pelaku-pelaku pembangunan, tetapi juga perlu upaya peningkatan pengertian dan kesadaran di masyarakat luas akan perannya dalam wujud bela negara. Pada tahap ini, akan semakin banyak kita hadapi beragam permasalahan dan tantangan pada spektrum yang semakin luas, bobot yang semakin berat dan dimensi yang semakin kompleks. Kita sadari bersama, bahwa berhasil atau tidaknya suatu program sangat ditentukan oleh unsur kwalitas sumber daya manusianya.

Membangun sumber daya manusia adalah langkah strategis yang mempunyai jangkauan jauh ke depan, tetapi pembentukan sumber daya manusia merupakan suatu proses panjang yang tidak dapat segera dirasakan hasilnya dalam waktu dekat. Oleh karena itu, untuk dapat membangun sumber daya manusia secara tepat, kita idealnya harus mampu membayangkan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan yang akan terjadi dalam waktu yang akan datang khususnya dalam kurun waktu dalam pembangunan jangka panjang ke depan dan mengidentifikasikan kemungkinan permasalahan, peluang dan kendala yang dihadapi.

Berbagai kenyataan menunjukkan bahwa keunggulan kompetitif suatu bangsa terhadap bangsa lain tidak lagi semata-mata ditentukan oleh berlimpahnya kekayaan sumber daya alamiah, melainkan ditentukan oleh kwalitas sumber daya manusianya, dalam bentuk kwalitas pribadi, kwalitas karya maupun kwalitas semangat kebangsaannya. Oleh karena itu, mudah untuk dipahami betapa sentralnya kedudukan pendidikan dan pelatihan bagi penyiapan dan peningkatan kemampuan sumber daya manusia. Kemampuan bangsa yang dibangun berlandaskan pembinaan kwalitas sumber daya manusia diharapkan akan menghasilkan ketangguhan bangsa dalam semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara yang sekaligus juga akan membawa serta ke arah peningkatan keuletan masyarakat dan bangsa dalam menghadapi berbagai tantangan maupun ancaman baik yang datang dari dalam maupun dari luar negeri.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka sepatutnya kita berterima kasih dan hormat kepada Komando Nasional Resimen Mahasiswa Indonesia (Konas Menwa Indonesia), yang tetap mencoba untuk senantiasa membina anggota Menwa yang nantinya diharapkan dapat menjawab semua kondisi tersebut di atas. Salah satunya adalah pembinaan terhadap Menwa Indonesia yang direalisasikan dengan melaksanakan pendidikan-pendidikan seperti Kursus Kader Pimpinan Resimen Mahasiswa saat ini. Oleh karenanya, hasil didik yang diharapkan dari Kursus ini nantinya adalah terbentuknya figur-figur anggota Menwa sebagai pribadi-pribadi atau kelompok-kelompok yang memiliki disiplin, tekad dan semangat kebangsaan yang berlandaskan kader bela negara yang tinggi dan mempunyai tanggungjawab yang kuat terhadap hari depan bangsa dan negara.

Kursus Kader Pimpinan Resimen Mahasiswa Tahun 2009 ini berlangsung dari tanggal 8-28 Oktober 2009, bertempat di Grup 3 Kopassus dan diikuti oleh 112 anggota Menwa se Indonesia. Perkenankan untuk memberikan pesan kepada para junioren Menwa yang sedang mengikuti Kursus ini, yakni: a. Jaga nama baik almamater/garba ilmiah, b. Berbuat yang terbaik untuk mencapai hasil yang terbaik, dalam suatu persaingan yang sehat. c. Pelihara rasa persatuan dan kesatuan serta persaudaraan antar sesama anggota Menwa.

Demikian.

Salam hormat,

Henrico Impola

NBP. 89700204982

Alumni Yon A USU Menwa Mahatara SU

Abituren Suskapin Menwa Angkatan XXIII 3 Oktober - 26 November 1994 di Serudal Pusdikart, Malang

+6281361047294 +6285285569333

henrico.impola.nbp89@yonausu.web.id This e-mail address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it

www.yonausu.web.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar